Friday, April 16, 2004

Jubah Robin

Pemahaman tentang energi panas dari Matahari mulai dipahaminya.
Berawal ketika saat waktu mandi sore tiba, si Abang membawa serta Robin (action figure teman Batman yang kesohor itu) mandi. Ia cuci jubah Robin yang memang saya buat dan pasangkan dari perca berbahan kaus yang agak kumal. Selesai mandi, Abang melap Robin dengan sisi lain handuk yang melilit perutnya. Agak kesal ia karena kain jubah Robin tak juga kering. Ia lap berulang-ulang. "Huuh, kok nggak kering-kering sih Mi?" gerutunya.

Dengan telaten Ummi menjelaskan gunanya menjemur pakaian basah setelah dicuci. "Itu makanya kenapa Ummi njemur baju yang habis Ummi cuci, supaya disinari Matahari dan airnya menguap, cuciannya kering deh."

Setelah berpakaian, Ummi mengajak Abang membeli pewangi pakaian di Minimarket Alfa dekat rumah. Tanpa sepengetahuan Ummi-nya, si Abang meletakkan Robin yang berjubah basah di atas kulkas (tempat tertinggi yang bisa ia capai untuk meletakkan sesuatu). Posisi Robin tengkurap, dengan jubah di hamparkan tidak penutupi punggung si Robin. Lalu berangkat.

Setibanya dari Mini market Alfa, Abang berlari menuju kulkas. Setengah memekik ia, "Tuh kan Mi'....kering Robinnya!" Ummi mencari tahu maksudnya dengan bertanya, "Kering apanya Bang?" (Siap-siap terkejut ya) "Diluar sudah sore nggak ada matahari, tapi didalam kan ada lampu. Lampu kan panas, jadi sayapnya Robin kering deh!" jawabnya sambil mengajak Ummi memegang jubah Robin.

Setelah mendengar penuturan cerita ini dari Ummi, saya berjanji akan mendongengi si Abang Siklus Air; menguap, menjadi awan, jatuh menjadi hujan, mengapa ada kemarau, dan yang penting kenapa kita harus menghemat air. Abbi rasa dirimu sudah siap untuk itu.

Aku mencintaimu nak! Sama seperti yang kamu teriakkan tadi saat Abbi berangkat kerja,"I Love You Bi!"